Sebuah pengalaman seru bersama teman-teman sekelas, dimana kita belajar untuk menaklukkan ketakutan, saling berbagi dan membatu sekaligus diberi bonus oleh Allah untuk menikmati keindahan ciptaanya. Keindahan Goa Kali Suci yang tak terbantahkan menjadi bonus yang tak ternilai dari-Nya.
20 Juli 2014, langit Jogja cukup bersahabat, hamparan warna biru dan sedikit warna putih awan menghiasi langin hari itu. Saya dan teman-teman berencana untuk menikmati sekaligus mencoba sensasi baru dari kegiatan rafting/arung jeram. Ya, Cave Tubing adalah jenis rafting yang dikombinasi dengan kegiatan caving (jelajah Goa). Terdapat beberapa perbedaan dari kegiatan rafting pada umumnya, yang paling membedakan adalah disini kita tidak menggunakan peruahu karet seperti rafting pada umumnya, namun disin kami menggunakan ban dalam yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kita dapat duduk diatasnya.
Setelah selesai check-out dari hotel sekitar pukul 08.00, saya dan yang lain berangkat menuju lokasi cave tubing yaitu didaerah Kabupaten Gunung Kidul, Jogja. Perjalanan ditempuh sekitar 2,5 jam dari Jogja. Awal perjalanan cukup nyaman, karena jalanan yang mulus dan relatif sepi, namun saat mulai memasuki daerah Gunung Kidul, jalanan mulai menanjak dan berkelok-kelok, dan sebaiknya harus hati-hati saat melewati daerah ini. Namun, dibalik jalan yang cukup berbahaya, mata dimanjakan oleh pemandangan alam yang menyegarkan mata dan udara yang segar, khas daerah perbukitan.
Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya sampai juga di Kota Gunung Kidul, awalnya saya dan lainnya sedikit bingung dimana alamat pasti dari lokasi adventure kali ini, setelai bertanya-tanya pada warga sekitar, akhirnya ketemu juga tempatnya. Sekitar 5 km setelah pusat kota Gunung Kidul, tepatnya sebelum Rumah sakit (lupa namanya) ada belokan kekanan (ada papan bertuliskan "Wisata Kali Suci). Dari belokan tadi, kami masih harus masuk lagi sekitar 2 km, untungnya mobil tetap bisa masuk sampai dilokasi.
Sesampai dilokasi, kami langsung menuju pos perijinan dan sekaligus melakukan registrasi, disini setiap orang dikenakan biaya sebesar Rp. 70.000,- dan itu semua sudah termasuk perlengkapan rafting dan keselamatan. Meskipun saat itu saya membawa kamera, namun saya dan teman2 juga ingin foto yang lebih banyak saat kami asik ber-cave tubing ria, untuk itu kami menambahkan Rp. 100.000,- untuk jasa foto.
Setelah semua perlengkapan siap dan semua alat keselamatan digunakan, mulai dari helm, pelampung dan pengaman sendi sudah dipakai, kami berjalan menuju lokasi start awal. Perjalanan menuju sungai tempat adventure sekitar 500 m dan ditempuh dengan berjalan kaki sambil menggendong ban masing-masing (hanya yang cowo aja sih sebenernya, yang cewe mah tinggal jalan doang, :( ).
Lain kali bannya angkat masing-masing ya |
Jalannya sih lumayan, apalagi yang ga' pake sandal alias tanpa alas, jadi seperti terapi rematik gitu lah. Rawan terpeleset juga jika tanpa alas kaki yang mumpuni. Saya sarankan sebaiknya saat akan berkegiatan di alam, lebih baik menggunakan sandal gunung/sandal outdoor gear.
Jalan menuju lokasi start, berbatu dan semak-semak |
Sebelum memulai, mari kita briefing dan berdoa dulu, berdoa mulai.......Amin....
Berdoa selesai, Amin.... |
Sebelum start, kami ditawari untuk terjun menuju sungai (kalo berani). Oke awalnya saya sedikit grogi dan kaki juga lumayan 'keder', tapi kalo ga ya ga bakalan tau rasanya, ya udah, hajar...
Ini bukan bunuh diri ya, "I Can fly" |
Si Pati dan Puji lagi nyoba terjun couple nih.. (Tinggi juga kan) |
Setelah prosesi "buang takut" dengan loncat-loncat, lanjut ke yang inti, yaitu cave tubing. Saat didalam goa kami diberi penjelasan oleh pemandu kami. Didalam goa terdapat banyak stalagtit yang menggantuk dari langit-langit goa, dan saat mencapai tengah goa, kondisi menjadi cukup gelap sehingga membutuhkan tambahan penerangan dari senter waterproof.
Pose dulu sebelum lanjut lagi |
Pemandangan di mulut goa |
Nangkring dulu lah, biar ga' capek.. |
Perjalanan selanjutnya, kami sudah keluar dari goa, dan saat ini perjalanan kami melewati sungai yang terbuka dengan jeram yang lumayan extrem, sampai-sampai 'bokong' sakit semua karena terkena batu.
Akhirnya sampai juga di garis finis, sebelum kembali ke pos registrasi sebelumnya, saya sempatkan dulu untuk berfoto-foto.
Thanks to konco-konco (Dari Kiri berdiri : Pati, Puji, Fara, Mita, Reza) |
Untuk kembali menuju pos, saya dan teman-teman lainnya harus melewati tanjakan yang cukup curam, dengan kemiringan sekitar 70 derajat, tapi untungnya pengelola sudah menyediakan tali tambang untuk mempermudah saat menanjak, dan beruntungnya lagi saya memakai sendal outdoor, jadi tidak ada masalah seperti terpeleset.
Akhirnya setelah berbasah-basah ria, kami pun kembali ke Pos, untuk membersihkan badan dan beristirahat, sebelum kembali kejogja.
"Alam memberikan sebeuah pelajaran yang berharga pada kita, karena itu kita juga harus menjaga guru kita"
ada aturan yang berlaku saat kita sedang berada di Alam, yaitu :
1. Jangan membunuh apapun, kecuali waktu
2. Jangan mengambil apapun, kecuali gambar
3. Jangan meninggalkan apapun, kecuali jejak
Untuk cerita di Jogja selanjutnya akan bersambung di Harta Karun Yogyakarta (Part 3 : Indahnya Prambana disore hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar