Senin, 15 September 2014

Jejak di Tanah Tertinggi Jawa (Gn. Semeru 3676mdpl)

Menjejakkan Kaki di Puncak Tertinggi Jawa
5 Bocah pemburu Sunrise 1 Januari 2013

Bolang (dari kiri : Safar, Radhi, Saya, Dhika, Widhi)



     "JAUH DARI BUMI NAMUN DEKAT DENGAN LANGIT", itulah kata-kata yang ada di film 5, namun kata-kata ini memang pas diungkapkan saat kita menjejakkan kaki diatas tanah tertinggi di Pulau Jawa. Ya, Mahameru, nama dari puncak Gn. Semeru (3676mdpl) yang begitu terkenal dengan "Puncak Para Dewa" bersemayam, bahkan menurut legenda seorang ksatria sakti madraguna "Gatot Kaca" pun dilahirkan dari kawah Mahameru.


     28 Desember 2013, saya dan teman saya berniat untuk mendaki sebuah gunung yang begitu terkenal dengan sebutan "Gunung Para Dewa" yaitu Gunung Semeru. Lokasi dari gunung ini terletak diantara kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Gunung Semeru merupakan gunung Berapi dan merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung tertinggi ke-4 di Indonesia.
     Bagi saya ini pendakian yang cukup emosinal, karena bertahun-tahun (sekitar 3 tahun) saya merencanakan pendakian ke Gunung Semeru, dan baru kali ini saya berkesempatan menuju kesana. Belum lagi hadirnya film 5cm yang bikin hati dan kaki saya tambah "gemes" untuk bercumbu dengan dingin dan sejuknya udara puncak Mahameru.
     Sebelum saya dan teman lainnya berangkat, sebenarnya kami merencanakan untuk berangkat pada tanggal 25 Desember, namun karena ada kendala dan ada beberapa teman yang membatalkan untuk mendaki akhirnya tanggal keberangkatan kami tunda. Selama menunggu kepastian, ternyata ada salah seorang teman saya yang berada di Malang (M. Junaid) melihat postingan saya di BBM bahwa saya akan mendaki ke Semeru, dan dia menghubungi saya karena kebetulan dia dan teman-temannya pun berencana untuk "muncak" kesemeru. Setelah cukup lama berkomunikasi, akhirnya kami sepakat untuk berangkat menuju Semeru pada tanggal 30 Desember.
     Disurabaya, saya dan teman-teman saya mulai mempersiapkan bekal untuk mendaki, mulai mencari pinjaman dan penyewaan alat-alat "hiking", seperti Tas Carrier (kebetulan saya belum punya), Sleeping Bag, Kompor lapangan, tenda, matras dan bahan makanan. Awalnya yang berangkat dari surabaya hanya 3 orang yaitu Saya, Dhika dan Safar. Kami bertiga sudah mempersiapkan semua perlengkapan dan berencana berangkat setelah solat jum'at (solat dulu, biar direstui Allah, hehe).
     Setelah selesai solat, saya dan dhika (kebetulan kami berdua satu kos-kosan) berangkat menuju kos-kosan si Safar. Setelah sampai kami melakukan pengechekan ulang terhadap semua perlengkapan, dan (jreng-jreng) tiba-tiba datang satu orang teman kami yang bernama Radhi, dia ternyata baru pulang dari nonton film 5cm dibioskop, dan seketika bertanya pada kami "loh, ape nag ndi ? kok onok Carrier barang ?" (baca: loh, mau kemana? kok ada Tas Carrier segala ?, kami pun menjawab, "ape muncak nag semeru" (baca: mau mendaki ke Semeru). Dan apa yang terjadi, Radhi pun seketika menjawab " Aku Melok" (baca : aku ikut), dan kami pun tertawa dan senang karena ada tambahan anggota, hehehe
     Setelah itu, kami bertiga pun membantu Radhi untuk mempersiapkan perlengkapan, kebetulan tidak ada Carrier, dan semetara dia hanya menggunakan Tas Ransel biasa dan membawa perlengkapan seadanya, hanya jaket, baju celana dan makanan. Singkatnya, setelah semuanya siap, kami pun bersiap menuju Terminal Bungur Asih (Terminal Purabaya) untuk menuju Malang.
    Sesampai di terminal (tepatnya sih, nyegat di pintu keluar bis terminal, ehhe), tak lama kami menunggu ada satu bis yang akan berangkat dan kami pun segera naik Bus. Didalam bus kami pun mendapat tempat yang cukup nyaman (paling belakang dan ga desekan sih) dan kami pun sedikit bercanda satu-sama lain dan akhirnya kita "tepar" satu persatu. Sebelum kami tiba dimalang, kebetulan saya sudah berkoordinasi dengan Junaid untuk menjemput kami di Terminal Arjosari Malang.
     Setelah perjalanan kira-kira 2,5 jam dari Surabaya, kami tiba di terminal Arjosari malang, disana pun kami menunggu dijemput sambil makan bakso malang dulu (ya iya lah, namanya juga dimalang, eheh). Sekitar 1/2 jam, akhirnya Junaid dan beberapa temannya datang, kebetulan dia mengajak teman asramanya, yang kebetulan itu teman baik saya sewaktu SMA yaitu Wiwin (M.Quzwini). Kami pun beranjak dari terminal menuju Asrama Paser yang berlokasi di belakang Malang Town Square/MATOS (asrama Kabupaten saya dimalang), dan sebagai tempat menginap saya malam ini).
     Sesampai di tempat menginap, tiba-tiba datang salah seorang teman dari Radhi yang bernama Widhi, singkat kata kami berkenalan dan bercerita jika besok kami akan mendaki ke Semeru. Awalnya Widhi tertarik untuk ikut, namun masi ragu karena besok masih kerja, dan akhirnya dia mengatakan bahwa kepastian untuk ikut dikabari keesokan harinya.
     Keesokan harinya, Widhi memberi kabar bahwa dia akan bergabung dengan kami untuk mendaki, kami pun tertawa dan senang (lumayan tambahan tenaga baru, hehe). Setelah mendengar kabar itu, saya dan Radhi memutuskan untuk mencari penyewaan Carrier dan alat mendaki yang diperlukan, karena kemarin dia hanya membawa Ransel. Setelah berkeliling, akhirnya kami menemukan tempat penyewaan yang cukup lengkap yang berada di daerah Terminal Angkot Landung Sari Malang. Disana kami menyewa 2 Carrier tambahan dan 3 sleeping bag serta senter. Disini penyewaan sangat mudah prosesnya dan cukup terjangkau harganya (pokoknya recomended dah), setelah proses administrasi selesai, kami pun kembali ke Asrama Paser untuk Packing.
     Sekitar pukul 16.00 WIB, Widhi tiba diasrama dan membawa semua perlengkapan dan bahan makanan yang kami pesan. Setelah itu kami mulai packing ulang dan membagi barang bawaan agar beban yang dibawa merata. Setelah packing group kami selesai, kami menunggu group Junaid selesai packing dan bersiap untuk menuju tempat berkumpul yaitu di Kampus UMM.
     Untuk menuju kampus UMM, kami menggunakan angkot, sesampai disana sudah ada Group lain yang menunggu, yaitu dari group KSR Palang Merah UMM. Ternyata pendakian kami kali ini terdiri dari banyak orang sekitar 22 orang dan terdiri dari 3 Group, yaitu Group Surabaya (group saya sendiri, Radhi, Widhi, Dhika dan Safar), Gruop Junaid, dan Group KSR UMM. Selagi menunggu persiapan dari Group KSR, kami pun menunaikan ibadah Solat Magrib (biar anag gunung, tetep solat ya..) dan setelah itu kami pun mengisi perut sekaligus membeli beberapa ikan goreng yang kira-kira tidak basi untuk beberapa hari.
     Tepat pukul 20.00 WIB, kami bersiap untuk berangkat menuju Desa Tumpang. Sebelum berangkat, kami briefing dulu dan berdoa untuk keselamatan selama perjalanan.
     Setelah perjalanan sekitar 1,5 jam menggunakan angkot, kami pun sampai dirumah warga yang nantinya akan mengantar kami menuju Desa Ranu Pane (desa tertakhir sebelum rute pendakian sekaligus lokasi Pos Perijinan Pendakian).
     Awalnya Group saya mengira jika rombongan akan langsung menuju Ranu Pane malam itu juga, ternyata tidak, kami harus menunggu truk yang akan mengantar kami keesokan harinya, wal hasil kami numpang menginap dulu dirumah warga tersebut, yan sekalian untuk adaptasi perubahan suhu, karena didesa ini suhu udara cukup dingin.

Tanggal 29 Desember 2012
     Setelah "lumayan nyenyak" tidur semalam (sebenernya sih engga, karena dingin banget..rrr), paginya kami bersiap untuk menuju Ranu Pane, pukul 4 kami sudah terbangun dan bersiap untuk merapikan Tas, berganti baju (tadinya saya masih menggunakan Jeans, dan berganti dengan celana parasut). Pukul 5.30, truck kami tiba, dan kami langsung memasukkan semua barang kedalam Truck dan kami pun ikut naik di bak truck (jadi kaya sapi deh).
Ayo-ayo antri masukin barangnya
Jadi sapi beneran nih..
     Perjalanan menuju Ranu Pane memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan, melewati jalan yang menanjak dan sempit, tapi untung saja sang supir sudah ahli, jadi perjalanan aman-aman saya. Selama perjalanan, kami disuguhkan lukisan alam yaitu bukit Teletubis yang berada dikomplek Gunung Bromo (sisi kiri).
Bukit Teletubis (Komplek Gunung Bromo)
     Dan disisi kanan, kami disuguhkan pemandangan tujuan kami, yaitu Gunung Semeru.
Gunung Semerunya ngintip tuh..
     Dan akhirnya kami sampai di Ranu Pane, dinisi kami melakukan registrasi untuk pendataan anggota pendaki. Saat itu Pos Perijinan sangat ramai, kami harus menunggu antrian, hal tersebut mungkin karena banyak pendaki yang ingin merayakan Tahun Baru di puncak semeru.
Suasana di Lokasi Perijinan Ranu Pane
      Setelah proses registrasi selesai, kami bersiap untuk menuju gerbang awal jalur pendakian ke Gunung Semeru. Sebelum berangkat, kami briefing dan berdoa terlebih dahulu untuk memohon keselamatan selama pendakian.
     Pukul 12 Kami mulai star dari Pos Perijinan, mulai dari Pos ini, perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki, disini fisik kami diuji untuk perjalanan awal.
Perjalanan menuju Gerbang "Para Dewa"
     Perjalanan menuju gerbang Pendakian berjarak sekitar 500 meter dan ditempuh selama -/+ 20 menit. Dan sampailah kami di pintu gerbang persemayaman "Para Dewa"..
Pose dulu di "Gerbang Para Dewa"
     Digerbang ini, kami menyempatkan diri untuk berfoto sebentar, namu tidak semua anggora rombongan ikut berfoto, karena ada yang sudah berada cukup jauh didepan.
     Setelah merasa cukup untuk berfoto, kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Kumbolo. Rute meuju Ranu Kumbolo terdapat 4 Pos peristirahatan. Ditempat itu dapat kami gunakan untuk mengisi tenaga.
Rute Jalur Pendakian Semeru
      Diawal perjalanan kami disajikan trek yang masih cukup nyaman untuk dilalui, yaitu berupa trek semen dan jalan paving, namun tetap dengan kondisi menanjak dan ada beberapa bagian datar.
Trek Paving
Mulai menjadi trek tanah dan menanjak
     Setelah berjalan sekitar 1 jam, kami sampai di POS 1 rute Ranu Pane-Ranu Kumbolo. Disana kami beristirahat sejenak, mengatur nafas dan meneguk sedikit air. Disini kami harus benar-benar disiplin dalam memanajemen logistik (makanan) khususnya air, karena perjalana menuju Ranu Kumbolo masih panjang.
Sampai POS 1
Duduk dulu, lemesin kaki..
Foto full team "Group Surabaya"
     Setelah cukup berustirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju POS 2. Pejalanan ditempuh sekitar 1 Jam.
POS 2
     Sampai di POS 2, kami istirahat sejenak, sekenar duduk dan melonggarkan bahu akibat menahan berat Carrier yang kami bawa. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 3. 
Perjalanan meuju ke Pos 3
     Di POS 3 ini, hujan mulai mengguyur kami, dengan segera kami menggunakan Ponco atau Jas Hujan. Namun karena Jas hujan menggangu keleluasaan kami bergerak, akhirnya sebagian dari kami tidak menggunakan jas hujan dan hanya digunakan untuk menutup kepala saja.
     Di Pos 3 ini kami tidak sempat berfoto karena selain hujan, pos ini juga ambruk, sehingga tidak dapat digunakan dan Kami pun melanjutkan perjalanan. Setelah melewati Pos 3, kami di beri surprise sebuah tanjakan yang cukup terjal dan licin karena terguyur hujan, banyak dari kami yang terpeleset, bahkan "nggelundung" akibat alas kaki yang licin. Akhirnya kami pun saling membantu, yang pria naik duluan sambil membawakan Tas dari anggota yang wanita, dan Tas kami kumpulkan diatas, selanjutnya membantu yang lain untuk naik.
     Setelah tanjakan tadi, perjalanan masih dihiasi dengan jalur yang sempit, licin dan banyak semak belukar. Dan akhirnya kami sampai didekat POS 4, disini kami sempat berfoto namun tidak di Pos, tapi sebelum POS, karena pemandangan yang cukup bagus, yaitu Ranu Kumbolo (akhirnya kelihatan juga Surganya Gunung Semeru).
Basah Kuyup, hujan-hujan...
Ranu Kumbolo sudah menyapa

    Setelah melewati pos 4, kami melajutkan perjalanan menuju peristirahatan di Ranu Kumbolo. Disini kami harus menuruni jalan yang cukup miring (kira-kira 70 derajat lah), disambing terjal, karena jalan hanya berupa tanah, setelah diguyur hujan, trek ini menjadi licin. Banyak dari kami pun terpeleset. Disini akhirnya kami memutuskan untuk membackup anggota yang wanita, saat itu saya kebagian membackup wanita yang membawa Carrier, sehingga saat menuruni trek ini, saya membawa 2 Carrier (depan dan belakang). Saat awal langkah tidak ada masalah, namun setelah ditengan turunan, saya salan mengambil langkah dan akhirnya saya terpeleset dan "nggelundung" sampai bawah. Cukup sakit juga sih, tapi untungnya tidak ada masalah tapi sedikit malu, ditambah lagi teman-teman yang lain mentertawakan saya (hedeh, isin rek..).
Trek menurun yang terjal, hati-hati Haji Junaid...

     Setelah turunan ini, mulai terdapat tenda-tenda yang berdiri ditepi danau, namun kami tidak akan mendirikan tenda disisi ini, namun disisi lainnya yang dengan dengan Shelter dan tepat berada didepan "Tanjakan Cinta".
Akhirnya, Full Team sampai di Ranu Kumbolo
Sampai juga di Ranu Kumbolo
Bro Farid dan Adenya foto didepan Papan informasi Ranu Kumbolo
     Setelah cukup berfoto, kami pun mendirikan tenda untuk beristirahat malam ini dan menikmati malam di Ranu Kumbolo.
Kami bersiap mendirikan Tenda
Beberapa dari kami menyiapkan santap malam dan adapun yang sedang beribadah (Tetep Solat Cuy..)
      Saat asik meniapkan makanan, tiba-tiba langit menjadi gelap dan rintik hujan kembali turun. Kami pun kalang kabut melindungi makanan agar tidak basah. Selagi menunggu hujan reda, kami berada didalam tenda. Awalnya semua baik-baik saja, didalam tenda kami pun membuat kopi untuk menghangatkan badan, air yang kami gunakan adalah air dari langi yang tertampung ditempat yang sudah kami siapkan. Sambil menunggu air mendidih, kami pun bercengkrama dan bernyanyi-nyayi bersama, kebetulan saya membawa sound portable yang bisa dibawa kemana-mana, alhasil tenda kami pun tidak sepi, dan lagu yang diputar adalah lagu dari Dewa 19 yang berjudul Mahameru dan Nidji yang judulnya Diatas Awan, sountracknya 5cm, hehe (pas banget kan lagunya).
    Setelah air mendidih dan kopi siap, kami pun bergantian meminum kopi, dan disini ada kejadian yang "mengenaskan",kesialan pertama terjadi saat asik menyeruput kopi, tiba-tiba kami merasakan dingin disekitar pantat kami, dan ternyata ada air yang membanjiri tenda kami, ternyata saking derasnya hujan, tenda kami pun tembus dari air hujan. Tanpa pikir panjang akhirnya saya merobek sedikir bagian dasar tenda untuk membuang air, dan salah satu dari kami keluar untuk menaruh Ponco/jas hujan untuk melapisi bagian atas tenda agar tidak tembus air.
    Malam pun tiba, hari semakin gelap, dan rintik hujan perlahan reda, kami pun mulai menyiapkan kembali santap malam kami, dan disini kesialan selanjutnya terjadi, panci/nesting yang saya bawa teryata tidak dapat digunakan untuk memasak nasi, hal ini karena panas yang tidak merata di nesting tadi, wal hasil akhirnya kami menumpang nasi dari anggota wanita (untunglah, dan kami ga jadi kelaparan, hehe).
     Setelah masakan jadi, kami pun mulai meyantap makanan didalam tenda, dengan satu panci, kami makan bersama, disini keakraban disaat mendaki tercipta, makan pun kami berbagi dan adil.
     Setelah santap malam, kami pun keluar dari tenda untuk menikmati malam, kebetulan langit cukup cerah setelah hujan dan bulan pun muncul dari ujung danau (kalo pacaran disini, dijamin ni suasana romantis banget dah..).
Romantis kan...
Sempetin berfoto, meskipun ngeblur...
     Sambil menikmati malam, kami diluar tenda saling bercanda, berfoto dan membuat kopi lagi, menghangatkan badan, karena suhu disini mencapai -5 derajat dan suhu terdingi bisa mencapai -20 derajat (otak bisa beku nih)..
Kodisi tenda kami yang sepertinya lebih mirip dengan kandang Babi, sudahlah....
     Setelah dirasa cukup, sekitar pukul 9 malam, kami mengadakan rapat kecil untuk menentukan perjalanan besok pagi. Sekitar pukul 10 kami merapikan kembali tenda kami, menata barang-barang agar muat untuk berlima, awalnya semua cukup didalam tenda, kami pu tidur saling berimpit dan sekaligus untuk menghangatkan badan, namun sekitar pukul 4 pagi Radhi dan Saprol keluar dari tenda untuk tidur diluar, namun sampai pukul 5 mereka tidak dapat tidur dan akhirnya kami semua pun terbangun untuk menyaksikan sunrise di Ranu Kumbolo dan sekali lagi ini adalaha momen yang romantis, eaaa...

Tanggal 31 Desember 2014
Mentari pagi di Ranu Kumbolo
Menghirup udara Segar di Ranu Kumbolo
    Selain kami, banyak juga para pendaki lain yang mulai beraktifitas bapi itu, ada yang sekedar duduk-duduk, ada yang mencuci perlengkapan makan, ada yang memasak, ada yang memancing tapi ingat jangan mandi didanau ya, karena air sabun akan merusak kebersihan air danau.
Suasana pagi di Ranu Kumbolo
Om Saprol lagi menyiapkan susu hangat nih... ada yang mau ?
Tuh, rame kan, mirip pasar nih...
     Semakin siang, semakin ramai dan setelah sarapan kami pun mulai membongkar tenda dan mempacking kembali. Agar kami tidak terlalu sore sampai di Kali Mati (tempat peristirahatan selanjutnya).
Kandang Babi siap dibongkar, semangat om Radhi..
Selesai Packing, saya sempat berfoto dulu..
     Setelah proses packing selesai, nah disini packing kembali dibagi bersama group lainnya. Karena kebetulan Carrier saya yang paling besar, saya kebagian membawa tenda yang paling besar, dan barang-barang saya dibawa oleh anggota lainnya. Wal hasil tas saya jadi paling berat karena berisi tenda yang basah, tapi ga apalah, untuk carriernya nyaman dipakai, jadi tetap enak dipakai walaupun berat.
     Sebelum melanjutkan perjalanan, tak lupa kami selalu ada briefing dan berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa selesai, kami langsung melanjutkan perjalanan, dan tantangan pertama pagi ini adalah tanjakan yang sangat panjang dan cukup terjal yaitu "Tanjakan Cinta", entah kenapa disebut tanjakan cinta, menurut mitos sih, jika kita melewati tanjakan ini dan memikirkan seseorang yang kita suka atau sayang, nantinya bakalan jadi jodoh kita (mitos sih), tapi dicoba boleh lah..hehe..
Pada pose sebelum naik tanjakan cinta nih..
Tuh, tinggi kan, dijamin bikin nafas senin-kamis nih..
     Setelah melewati Tanjakan Cinta, kami disuguhi pemandangan yang indah seperti di padang savana, yaitu Oro-oro Ombo.
Oro-oro Ombo
     Setelah dari Oro-oro Ombo, kami memasuki hutan yang penuh dengan pohon cemara, yang bernama Cemoro Kandang. Disini jalanan cukup menanjak dan lumayan menguras tenaga.
Mba Mida didepan Papan Informasi Cemoro Kandang
     Setelah dari Cemoro Kandang, kami menuju lokasi camp yang kedua yaitu Kalimati. Di Kalimati terdapat dataran yang cukup datar dan luas sehingga banyak pendaki yang mendirikan tenda disana.
Bro Farid didepan plang Kalimati (2700mdpl)
      Disini kami mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum nanti malam menuju puncak, saat kami asik mendirikan tenda, tiba-tiba kembali turun hujan deras, kami pun kocar-kacir karena tenda belum selesai kami dirikan.
    Setelah berjuang dan berkejaran dengan hujan yang semakin deras, akhirnya tenda pun selesai dan kami dengan cepat memasukkan semua barang kedalam tenda. dan seperti biasa kami pun menyeduh kopi untuk menghangatkan badan..
    Sekitar pukul 5 sore, hujan pun reda, kami pun keluar dari tenda untuk menyiapkan santap malam, ada kejadian konyo tapi cukup membuat deg-degan, saat asik menyiapkan makanan, tiba-tiba kompor yang kami gunakan mengalami kebocoran, sehingga api membesar dan hampir mengenai tenda. Semua anggota bingung, dan mencoba memadamkan, dengan menyiram air namun usaha itu gagal, api tetap membesar, dan saya mencoba memadamkan dengan menutupkan kaos saya yang basah kekompor yang bermasalah tadi, dan untunglah api padam dan masalah selesai. sedikit bikin syok juga sih..kalo meledak, kasian tenda lain bisa ikut terbakar.
      Magrib pun tiba, saat sedang menyantap makan malam, tiba-tiba hujan turun kembali, hal ini cukup membuat kami bimbang dan ragu apakan nanti malam tetap hujan atau tidak, sebab jika sampai pukul 11 malam hujan tidak reda, dipastikan kita tidak dapat naik kepuncak. Padahal puncak sudah tinggal satu tahap lagi dari sini.
    Setelah hujan cukup lama, sekitar pukul 8 malam, langit mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa hujan akan reda dan ternyata benar, hujan reda dan kami pun lega. Setelah tau hujan reda kami memutuskan untuk merapikan isi tenda dan beristirahat, malam ini kami beristirahat lebih nyenyak dari malam sebelumnya karena barang sudah kami tata dengan baik dan tenda cukup untuk berlima.
     Tepat pukul 22.30, kami semua bangun dari tidur untuk bersiap menuju puncak Mahameru. Semua persiapan kami siapkan, mulai dari jaket tebal dan berlapis-lapis, senter, air dan sedikit bahan makanan, disini kami tidak membawa semua pernglengkapan kami seperti tenda dan lainnya, semua kami tinggal di Kalimati, dan sudah menjadi tradisi jika semua barang ditinggal disini dan disini cukup aman untuk meninggalkan barang. Setelah persiapan selesai, kami briefing dan berdoa sebentar, karena mulai dari Kalimati terus menuju Archopodo dan sampai Cemoro Tunggal, perjalanan melewati medan yang curam dan licin, disini kami harus extra hati-hati, karena dikiri-kana kami terdapat jurang dan sangat berbahaya dan mematikan. Saat menuju kepuncak terdapat 2 orang yang tidak dapat melanjutkan karena kurang fit, dan akhirnya mereka tetap tinggal ditenda.
    Tepat pukul 23.00 WIB kami memulai perjalanan, kami berjalan berbaris, dan kebetulan saya paling belakang, sekaligus mengontrol anggota apabila ada yang kelelahan. Sepanjang perjalanan menuju Cemoro tunggal, kami isi dengan sedikit candaan dan obrolan agar tidak terlalu merasa lelah.
    Suhu semakin dingin, dan kami harus terus bergerak agar tidak kedinginan. Disepanjang jalan, banyak terdapat plakat-plakat untuk mengenang para pendaki yang telah meninggal diarea pendakian ini. Disepanjang perjalanan saya juga terus berdoa agar selama perjalanan diberikan keselamatan dan kelancaran.
    
Tanggal 1 Januari 2013
Sekitar puku 00.00, tepat pada tahun baru 2013, banyak terlihat kembang api yang terbang keangkasa, sangat indah. Kembang api ini berada diatas kota Malang (kalau tidak salah), kami melihat kembang api dari ketinggia, dan itu sangat indah dan ga mungkin kita melihat itu jika hanya berdiam di Kota.
     Setelah 3 jam perjalanan, dan sangat melelahkan,akhinya kami sapai di Cemoro Tunggal, dimana ini merupakan pohon terakhir sebelum meuju puncak Semeru, dan sebagai penanda bahwa mulai dari titik ini perjalanan akan semakin berat, melewati trek pasir dan sangat curam, sekitar 70-80 derajat kemiringan dari trek ini.
    Saat melewati pasir, langkah kami menjadi sangat berat, setiap kami melangkah 5 langkah, pasti akan mlorot 2 langkah. Selain itu suhu yang semakin menusuk kulit bahkan tulang sangat terasa, kami harus terus bergerak untuk menstabilkan suhu tubuh. Saat kami kelelahan, maka tak perlu ragu untuk berhenti sejenak mengatur nafas, tak perlu gengsi untuk berhenti.
Trek Berpasir yang melelahkan, tapi harus tetap tersenyum...
     Saat tubuh semakin lelah, saya dan Junaid memuuskan untuk mengatur strategi agar tetap bergerak namun tenaga tidak terkuras, jadi setiap 10 langkah kami beristirahat mengatur nafas dan lanjut lagi, begitu terus sampai diatas.
    Tepat pukul 5.00 WIB, saya dan Junaid sampai dipuncak, dan kebetulain Dika, Radhi, Widhi, Safar dan rombongan lainnya masih berada dibawah dan jaraknya cukup jauh dari kami. Saat sampai saya tak sadar jika ternyata air mata sudah keluar dari mata saya, begitu juga dengan Junaid. Ya, air mata bahagia telah berhasil sampai di Puncak, Puncak tertinggi Jawa, dan ini juga begitu emosional untuk Junaid, karena ini merupakan pendakian pertamanya. 
    Saat sampai dipuncak kebetulan, masih sempat untuk sholat subuh, disitu kami Tayamum dan Junaid mengajak saya untuk Sholat Subuh. Setelah solah saya coba melihat HP, dan ternyata di puncak ada sinyal, dan segera saya telpon kerumah, dan memberi kabar orang tua jika saya sudah sampai di Puncak, hehe    
Yooo, Puncak Mahameru (Momen Langka di Puncak Mahameru)
    Sangat kebetulan, saat saya sampai dipuncak, tak lama setelah itu kawah Mahameru meyemburkan Gas atau bisaya disebut (Mahameru Batuk), dan saya tak melewatkan momen langka ini untuk berfoto dengan kawah yang mengeluarkan Gas.
Top dah...
Dan itu Bro Junaid dangan Shal Internazionale nya...
      Setelah saya dan junaid, dan sebelumnya juga sudah ada yang lebih dulu dari kami berdua, akhirnya sekitar pukul 07.00 WIB, rombongan lainnya menyusul satu persatu, dan kami tidak akan melewatkan momen langka ini untuk berfoto. Dan ini adalah beberapa foto saat kami di Puncak Mahameru.
Foto dari puncak
Suasana di Puncak Mahameru
Puncak Mahameru bagai Planet Mars, batu semua..
Merenung dulu lah..
Indonesia....
Jaket Kebanggaan Jaman Kuliah..
BARCELONISTA heheh, Visca Barca
Si Ahnab pake kaos I LOVE PASER


Full Team Juanid's Group

Full Team Surabaya's Group
Ga lupa ucapkan "SELAMAT ULANG TAHUN Kabupaten PASER" tanah kelahiran kami
Sebelum turun foto full Team dulu lah..
Full Team
      Setelah puas berfoto, kami bersiap untuk turun, karena menurut aturan, kami harus turun dari Puncak Mahameru sebelum pukul 10.00 pagi. Karena gas beracun akan membahayakan para pendaki.
    Skitar pukul 08.00 kami bergegas turun, perjalanan turun ditempuh cukup cepat, karena kita bisa turun dengan sedikit berlari, namun harus tetap hari-hati.
Sebelum turun, foto sebentar diatas awan..
     Saat perjalanan turun, kami bertemu dengan pendaki lain yang masih berjuang menuju puncak dan etikanya adalah, selalu memberi semangat dengan ucapan "ayo semangat mas, sedikit lagi puncak"..heheh padahal masih jauh..
Ternyata seperti ini rute yang dilewati semalam, ngeri juga..
Tinggi juga nih...

Hati-hati bro Junaid...
    Sekitar pukul 10 kami sudah berada didaerah Cemoro Tunggal- Arcopodo, disana banyak terdapat plakat para pendaki yang tewas dijalur pendakian Semeru, ini membuat kami semua selalu ingat akan maut dan Allah.
Selamat Jalan saudara kami...
Bro Ahnab, Kibo dan Bro Junaid sampai di Archopodo
    Sekitar pukul 11 siang kami sampai kembali di Kalimati dengan selamat. Alhamdulillah..
Suasana siang di Kalimati

    Sambil menunggu rombongan lain data, sebagian dari kami beristirahat dan menyiapkan santap siang untuk kembali mengisi tenaga.
    Sekitar pukul 12, setelah kami santap siang, kami membereskan semua tenda dan perlengkapan kami, dan bersiap untuk turun menuju Ranu Kumbolo.
Beres-beres dulu

     Setelah semua perlengkapan selesai dibereskan, dan semua anggota sudah siap, kami bersiap untuk jalan dan seperti biasa kami selalu briefing dan berdoa dan pastinya berfoto bersama dulu.
Foto Bareng
    Setelah prosesi foto bersama selesai, kami langsung jalan menuju Ranu Kumbolo, hal ini karena kami harus mengejar waktu agar tidak terlalu malam sampai kembali dipos Perijinan karena disana kami sudah ditunggu oleh truck yang menjemput kami untuk mengantarkan kembali ke Desa Tumpang.
    Saat turun, kami tidak boleh meninggalkan sampah, sehingga semua sampah yang kita hasilkan harus dibawa turun.
Bro Andri kebagian jatah bawa sampah nih...
Rombongan meninggalkan Kalimati
    Setelah berjalan sekitar 1,5 jam, rombongan sampai di Oro-oro ombo, dan seperti biasa foto-foto dulu.
Foto bersama jadi momen yang tak terlupakan

    Dan disini rombongan bertemu para pendaki lain yang juga akan turun...
Itu tas apa lemari yang dibawa bang ?
    Setelah melewati Oro-oro ombo, kami bersiap menuruni Tanjakan cinta yang curam, rasanya pengen ngegelundungin tas dan badan aja biar cepet sampai bawah.
Siap-siap turun Tanjakan Cinta
    Sekitar pukul 3 kami sampai di Ranu Kumbolo dan rombongan memutuskan untuk beristirahat. Saat nyaman beristirahat tiba-tiba hujan turun. Selagi menunggu hujan reda saya dan lainnya memakan sisa-sia bekal yang ada untuk mengisi tenaga, kebetulan Group Surabaya hanya tinggal memiliki Roti manis dan Sarden, dan ini pertama kalinya makan roti manis pake sarden, buset rasanya kaya roti basi jadinya, bikin mual, tapi mau gimana lagi, makanan tinggal ini doang, yaudah sikat aja.
    Setelah sekitar 1 jam, hujan belum juga reda, rombongan akhirnya memutuskan untuk melanjutka perjalanan dan menerjang hujan, soalnya khawatir jika terlalu malam perjalanan akan berbahaya karena sangat gelap dan persediaan batrai senter juga sudah berkurang.
   Akhirnya dengan terpaksa tim tepa berjalan, dan basah kuyup, sekaligus kedinginan, tapi kami paksa untuk tetap bergerak agar tidak menggigil.
    Hari semakin gelap, kami baru sampai di Pos 3 dan pejalanan masi sekitar 2 jam lagi. Disini akhirnya tim mengatur posisi, kami berjalan berbaris, saya paling depan untuk membuka jalan dan Widhi, safar dan Radhi berada di Paling belakang untuk mengntrol anggota.
    Disini banyak kejadian aneh seperti, ada suara-suara aneh, dan seperti ada yang melempar kearah kami, namun kami terus berjalan, karena hari sudah semakin gelap.
    Setelah berjalan cukup lama, kami mendengar ada suara truk yang sedang berjalan, dan itu pertanda kami sudah semakin dekat denga Pos Perijinan.
    Sekitar pukul 8 malam, kami sampai di Pos Perijinan, disini kami langsung mandi dan berganti baju, karena baju kami sudah basah dan jika tidak diganti kami bisa masuk angin. Stelah mandi dan sambil menunggu truk penjemput datang, kami memesan makanan dan minuman hangat diwarung sekitar Pos. Sambil menunggu, kami saling bercerita pengalaman diatas dan diperjalanan tadi, dan sekitar pukul 22.00 kami dijemput dan langsung menuju Desa Tumpang, setelah dari desa tumpang kami lanjutkan dengan menggunakan Angkot menuju Kota Malang.
    Stelah sampai di Malang, kami memutuskan untuk menginap satu malam, dan kembali ke Surabaya keesokan harinya.

Sebuah perjalanan dan petualangan yang tak ternilai harganya, dimana disini kami mengenal teman-teman baru dan saudra-saudara baru, saling menolong, belajar untuk saling membantu, belajar untuk bekerja sama dalam tim. Semoga lain waktu saya dan lainnya dapat kembali mendaki bersama.

Thanks to :
- Handika Setiawan (Dika)
- Safarudin (Safar)
- Radhi Satrio
- Widhi
- Junaid
- Teman-teman Asrama Paser Malang
- Teman-teman KSR Palang Merah UMM



1 komentar:

  1. Hard Rock Hotel and Casino Las Vegas - MapyRO
    Find hotels 공주 출장마사지 in Las Vegas, Nevada with MapyRO's detailed reviews, photos, rankings, features and 충주 출장샵 reviews. 김천 출장안마 Browse Casinos, Book 안산 출장샵 Hotels & 김천 출장샵 Resorts and

    BalasHapus